Rabu, Mei 23, 2012

Untuk Achiles


Tak pernah ada yang tahu...
Tentang cintamu untuk Troya..

Darah Dewa yang mengalir dalam tubuhmu..
Ternyata bukan sebuah keniscayaan dalam keabadian
menikmati embun cinta kita yang terlalu pagi
yang akhirnya hilang oleh teriknya siang...

Biarlah sejarah menyalahkanku atas pecahnya perang ini
Biar aku temukan sendiri peta cinta yang kau beri padaku
yang ternyata bukan bertuju padamu..
Pada Paris.. yang memang bagimu dia adalah sebuah realitas..

Dan memang realitas yang ku tempuh ini.. adalah untukmu..
Untuk cintaku padamu...

Kekasih Paris yang cintanya pernah engkau  nikmati
Hellen

capruk metamorfodid

Metamorfosis. Kalau metamorfosis ulat-> kepompong -> kupu-kupu.


Saya belajar, jadi orang over low confident itu, menyulitkan. Akan selalu diremehkan, sulit dipercaya, dan menjadi bahan lelucon. Pelajaran yang saya ambil, kalau kamu gak bright dimata seseorang di kesan pertama, akan sulit merubahnya lagi, meski kamu harus menggosok diri dengan 5 kilogram berlian 15 karat.  Ketika kamu yang memang harus menyelesaikan sesuatu, kamu akan diremehkan, meski kamu pernah melakukannya sebelumnya, di tempat lain, dengan segala hal yang nyaris sama, tapi kekurangannya, mereka belum pernah melihatmu melakukan itu secara well done. Yang paling nyaman saya lakukan disini adalah memahami orang lain, menumpuk kekuatan dari dalam, merelakan "ide" untuk dikembangkan orang lain yang penting tujuan tercapai. Hmmm.. Seperti dunia ini pada umunya. Politis banget. Tapi.. Justru berada disini bukan untuk itu..



Saya belajar, jadi orang dengan over high confident itu gak menyenangkan. Sama sekali gak! Memalukan. Sangat tidak nyaman ketika harus bersaingan perhatian dengan lingkungan macam ini. Kamu gak akan bisa terlihat, karena banyak bintang yang cahayanya lebih terang daripada cahayamu. Tapi, untuk melatih ekspresimu agar lebih "manusiawi", kadang kondisi seperti itu perlu... Seperti kata seorang sahabat, "Kadang, kemenangan itu.. Hanya bisa ditunjukan oleh keberaniamu...". Ya, mungkin, kadang kekonyolan adalah harga yang pantas untuk menjadi lebih "ringan" dan "manusiawi"...


Paling nyaman yang aku rasakan adalah menjadi seorang yang naturalis. Memandang diri sebagai makhluk. Yang lemah. Tapi punya "bantuan" kekuatan yang bisa membantu semuanya menjadi lebih baik. Punya ciri khas sebagai makhluk. Punya tugas sebagai hamba. Saling menjaga untuk saling membahagiakan. Melakukan apa yang aku mau. Mengerjakan apa yang di perintahkan. Membatasi diri dari yang dilarang. Hasil bukan tujuan, tapi tujuan menentukan hasil. Berkeliling ke seluruh penjuru bumi bersama awan, yang menurunkan hujan dan membawa kehidupan.


Iya.. Hidup ini berubah. Kadang aku harus begini, kang harus begitu, kadang seperti ini, kadang seperti itu. Aku gak akan pernah tahu, jadi apa lagi aku didepannya. Proses belajar, aku yakin membuat orang akan berubah. Aku punya doaku sendiri yang kupanjatkan. Aku juga punya Tujuan kemana aku melangkah. Aku yakin.. Awan itu akan selalu ada, meski ditengah gurun kering sekalipun, meski harus melewati perjalanan yang begitu panjang terlebih dulu. Meski lama tak terlihat. Tapi, harganya adalah kesabaran... 

Selasa, Mei 01, 2012

Gak Mau Nyontek


“Sya, lihat dong.. Aku belum selesai nih..”, Rummi berbisik pelan padaku.
Aku terdiam. Padahal ini hanya TO, yang tujuannya untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kita. Tapi, masih aja kepikiran buat nyontek.
Aku hanya bisa menggeleng, “Aku juga belum selesai.. Ini juga ngasal banget..”, aku sebisa mungkin mencoba menghindar.
“Gak apa-apa, daripada kosong banget..”, Rummi terus merayuku.
Aku terdiam. Ingin sekali rasanya bilang tidak. Tapi Rummi itu sahabatku, sahabat baruku di tempat bimbel ini. Kalau akau tidak memberi contekan, nanti Rummi sebal padaku dan tidak mau bersama-sama denganku lagi.
Aku masih dalam dilema. Berusaha untuk melupakan permintaan Rummi barusan dan berharap itu hanya halusinasi atau mimpiku saja. Aku berharap Rummi tidak pernah mengatakannya kepadaku.
“Sya...”, Rummi memanggilku sekali lagi dengan nada yang lebih terburu-buru namun masih berbisik.