"Tau gak?"
"Hem.."
"Aku sering salah loh.."
Ku lihat mata itu memancarkan sorot keingintahuannya, meski terhalang oleh lensa cekung dan silindris.
"Aku sering salah dalam ekspetasi. Awalnya aku kira gak enak taunya enak. Kayak paria, leunca, kepiting, kerang..."
"Kalau aku gak suka itu semua, karena aku udah merasakan semuanya. Pas aku makan paria, pait banget! Leunca, enggak banget jekrekannya. Seafood? Langsung gatel semua badanku.."
Aku masih menikmati banana split di hadapanku. Diam. Pura-pura berpikir. Padahal berpikir sungguhan.
"Itulah bedanya aku dan kamu...", tambah si kacamata, "kamu menilai sesuatu dari ekspetasi, kalau aku karena memang sudah pernah merasakannya..".
Aku memandang si kacamata dengan kagum. Ya, aku makin merasa kamu itu sangat hebat.
"Itu tandanya aku masih harus banyak belajar.. Banyak mencoba..", balasku. Merendahkan diri, untuk menyampaikan suatu pesan implisit dari maksud acara makan-makan kali ini. Curhat dengan sahabat.
***
Mudah sekali untuk menilai suatu hal dari kesan pertama. Konsumen sejati. Banyak terbujuk oleh pencitraan iklan yang termanipulasi oleh teknologi. Tapi tak usah ke mesir untuk melihat piramida kan?