Kalau bertanya, maunya saya apa, banyak. Gak akan mungkin cukup satu hari buat mikirin dan nulisin itu semua? Apa yang benar-benar diinginkan oleh saya? Hem.. Saya jadi pengen beropini.
Sebenarnya kenapa kita harus menuruti keinginan kita? Buat apa? Biar bahagia? Sayangnya bahagia itu 'sederhana'. Dia tidak usah datang bersama 'keinginan kita yang mewah', em, atau mungkin lebih simpelnya, kebahagiaan tidak selalu datang bersama keinginan kita yang terwujud.
Bukankah sering sekali kebahagiaan datang bersama rasa syukur. Kita bersyukur apa yang sudah kita lakukan ternyata bermanfaat dan membawa kebahagiaan yang lebih luas daripada kebahagiaan diri kita sendiri. Rasanya... Gimana, ya? Terlalu sempit jika kita menilai kebahagiaan itu harus dicapai dengan keinginan yang terwujud, meski seringnya begitu.
Kalau sudah se-usia ini, rasanya saya udah bukan masanya berpikir, 'what's i really wanted to?'. Kalau berpikir, 'what should i do?', atau 'what must i do?'.
~tulisan lama, gak tau kapan, baru berani di post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar