Huh...
After somemoment, i thougt i’ll let this rough mind and feelings. But, i relize i’cat let it go.
Catarsist alert!
Bisa dibayangkan lah ya, rasanya ada kotraversi dengan seseorang. Biasanya i’ll let every controversy go with the time. It was, but for this time, it came along with memories after. Awalnya lupa sih, karena biasanya sedihnya gue tuh receh. Yah, tapi karena diingatkan, it’s back.
Awalnya saya mengeluhkan dan ingin melakukan investigasi akan suatu hal dengan seseorang yang saya pikir punya kapabilitas untuk diajak kerjasama. Tapi sebuah rencana tiba-tiba berubah karena situasi.
Kamu gak akan pernah bisa menyampaikan sebuah rasa dan maksud, kalau kamu gak jujur mengatakan dan tidak jelas dalam menggambarkannya.
Saya baru menyadari, kenapa menulis bisa membuat saya bisa lebih mendeskripsikan sesuatu lebih baik. I’m slow loader verbally extrovert. Baiklah, kembali ke cerita.
Tetapi saat telah menyampaikan, saya mendapat “masukan” yang tepat mengenai realita. Bisa diterima pikiran, tetapi tidak belum bisa diterima oleh hati saya. Jadilah ada sedikit duka dan marah yang melanda saya.
Saya baru terpikir sekarang, biasanya kalau berkonsultasi atau meminta pendapat beliau, saya selalu merasa mendapat “persetujuan” dari ide-ide terpendam saya. Nilai-nilai yang beliau pegang juga saya pernah kagumi. Ketepatan dan keakuratannya saya segani. Jadi ketika seolah-olah terjadi kontraversi, saya patah hati minta ampun. Makanya berduka, makanya sedih. Tapi udah ada dipikir, beliau memang ada benarnya.
Mungkin, cara dan bahasa penyampaian, situasi dan kondisi saya pada waktu itu, kacau. Tidak bisa ditangkap dalam kondisi tersebut. I should be blamed too. Tapi ya namanya juga hati, mungkin bukan cuma saya yang berduka, mungkin beliau juga. Tapi saat ini, mungkin saya masih dalam masa kecewa. Tapi saya harus menerima, karena memang itu realita.
Saya juga harus berubah sesuai masukannya beliau, karena yang saya jalani selama ini memang “tidak baik”. Kalau saya berubah, semoga bisa jadi lebih baik. Tapi sakit, euy. Tidak mudah untuk berubah dalam menjadi hal yang memang kita benar-benar belum terbiasa.
When i told this to somebody, they console me as i’m the rightness. I didn’t deserve it all. Saya tidak sepenuhnya benar, dan tidak sepenuhnya salah. Beliau juga tidak sepenuhnya benar, dan tidak sepenuhnya salah. I don’t need a win, i just need a truth and rightness. I just need to, even my heart sometimes don’t want to. That’s why i missed his ‘lecture’ so much right now. But i’m not fully heal.
Waktu dapat menyembuhkan luka namun tidak dengan duka yang pernah tergores begitu nyata
(Critical Eleven)
Biasalah, sedihku mah receh, nanti liat langit sambil istigfar juga biasanya membaik.
Ah, Allah... Aku mah apa atuh.
Tawakaltualallah laa hawla wa laa kuwata ilaabillah..
Izin promo ya Admin^^
BalasHapusBosan gak tau mau ngapain, ayo buruan gabung dengan kami
minimal deposit dan withdraw nya hanya 15 ribu rupiah ya :D
Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa
- Telkomsel
- XL axiata
- OVO
- DANA
segera DAFTAR di WWW.AJOKARTU.COMPANY ....:)