Kamis, Februari 23, 2012

Berduka

Kemaren cukup menguras hati saya dengan bertemu dia..

Pagi ini.. Sejenak setelah saya berhasil menormalkan desahan nafas saya, karena saya terlambat jadi berusaha lari dari gang terdekat menuju gedung perkuliahan fakultas saya, salah seorang teman saya manggil. Dengan pelan tentunya, karena disana sedang ada dosen.

"Pit...", saya menoleh kebelakang.
"Ayah taufik....", dengan suara yang pelan, dia menjeda kalimatnya. Ayah taufik adalah guru PAI di sekolah saya dan beberapa sekolah lainnya. Saya masih ingat betul dengan kenangan dikelas dan sharing diluar kelas dengan beliau.
"meninggal...."

Innalillahi... Masih dengan mulut menganga dan ekspresi wajah yang jelas ga karuan. 
"Serius?!", saya gak percaya.
Teman saya ini mengangguk pasti. Meski keseharian dia jauh dari kesan serius, tapi kali ini dari kespresi wajahnya dia sangat serius. Mau gak mau saya harus percaya. Tapi... Masih gak percaya juga... Susah!
Tiba-tiba siluet wajah ayah berkelebat, juga sosok ayah, kenangan dengan ayah, makan seblak buatan ayah, perpisahan dengan ayah, diskusi dengan ayah setelah jadi alumni.. daaan.... hal yang membuat saya masih merasa berat dengan kepergian ayah adalah.. ada beberapa sahabat-sahabat saya pernah tak sepaham dengan beliau dan sampai menimbulkan konflik ringan (Meski sudah sangat lama berlalu). Entah saya ikut terseret didalamnya atau tidak, tapi saya merasa ikut bersalah juga.. Dan saya belum minta maaf pada ayah.. Meski setelah konflik itu, hubungan saya dengan ayah baik-baik saja. Bahkan kami sempat sharing tentang mesjid sekolah dan berkelakar.

Ayah...
Gak bisa diragukan lagi, sosok ayah memang begitu kuat dimata murid-muridnya. Ayah telah merubah pelajaran PAI yang begitu membosankan menjadi berwarna disekolah kami. Ayah yang mulai membiasakan anak-anak muridnya untuk menghafal juz 30 sejak dini. Ayah yang membuat pemahaman tentang konsep pelajaran dalam kurikulum PAI begitu berwarna. Ayah juga yang selalu mendukung acara kami dan memberi saran untuk inovasi dalam acara-acara kami para muridnya.

Ya Rabbana.. Jadikanlah kebaikan yang beliau sampaikan dan ajarkan pada kami sebagai amal jariyah baginya dan dapat membuatnya beristirahat tenang dalam peristirahatannya dari dunia ini..
Robighfirli waliwalidaya, warhamhumma kama robaya nishoghiro..

Bagaimanapun, engkau adalah ayah kami. Orang tua kami yang berusaha membimbing kami ke jalan yang benar untuk meraih ridho-Nya.. Selamat jalan ayah.. Semoga kita dipertemukan dalam perjamuan agung di jannahNya. Amiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar