Hem. Gini rasanya jadi kakak, mungkin sebelas duabelas sama ortu, kepoin adiknya. Tapi... Beda lah ya...
Kalau kemarin diskusi sama seorang kakak tingkat, dia bilang julukan atau panggilan di keluarga itu ngaruh banget. Kan dikeluargaku gak pernah tuh manggil aa, akang, ataupun teteh, dikomentarin lah sama si teteh tingkat itu...
"Hem.. Berati teori adler* gak berlaku dong di keluarga kamu"
"Iya teh, kita mah kayak seumuran sih semua. Bahkan kita udah saling menjudge bahwa anak paling kecil itu paling dewasa."
"Hem, gatau sih. Tapi kalau kata aku mah
julukan teh penting, soalnya menunjukan posisi seorang dimata orang lain. Aku aja misal kadang kalau ngerasa si teteh ke kanak-kanakan, suka spontan aja manggil nama, rasanya, rasa menghormati sebagai teteh itu gak ada."
"........"
Dari situ, aku mulai mikir. Tapi gak terlalu diambil pusing sih. Soalnya gak terlalu kerasa. Tapi pas chat sama ade (nyengajain chat sama ade), respon si ade kaku gitu. Hem, sedih juga sih, tapi.. Jadi kepikiran, apa harus mulai menerapkan julukan itu ya?
Gak tau sih ya, kalau di keluarga besar terutama,sepertinya ada hal yang dianggap tabu untuk diceritakan atau dibahas bersama. Kurang asertif kalau bahasa konseling nya mah. Rasanya geli kalau harus romantis atau manis sama keluarga sendiri. Padahal, pemikiran tersebut salah!
Semepet coba sms bapak dan mamah waktu sma dulu isinya, "Mamah, bapa, apit sayang mamah dan bapa karena Allah", eh malah ditanyaain aku sehat apa enggak?! *_*
Balik lagi, duhai dedeku, kita punya sifat, nasib, dan cerita hidup yang berbeda, meski kode genetik tercetak sama dalam setiap DNA kita. Tapi kenapa aku selalu kepo dan takut, padahal hakikatnya kita hidup sendiri-sendiri bukan? Amalku, amalmu. Semua tentang MLM dakwah dan kebaikan itu hanya kewajiban dan romansa cerita kenangan indah dalam kehidupan, untuk kebanggaan diakhirat kelak. Tugasku hanya mengajak, bukan memaksakanmu. Namun, jika keberhasilanmu mencapainya adalah indikator keberhasilanku menyampaikannya, ataupun tidak berkorelasi samasekali. Biarlah aku menyimpan romansa indah ini, untuk terus berjuang agar kalian bisa merasakan nikmatnya rasa syukur dan berserah dalam hidup yang sama atau bahkan lebih baik, dan aku sangat berharap kalian bisa lebih baik dariku.
Doakan kakakmu agar bisa ikhlas dan gak gemesan serta bisa mempercayaimu sepenuhnya sebagai insan yang Allah oriented dan takut akan murka Allah dalam segi aqidah, akhlaq dan ibadah. Doakan kakakmu agar bisa berkumpul dengan Rasul SAW, mujahid dan mujahiddah, orang-orang shalih dan shalihah yang mendapayt ridha Allah, bersama kalian dan orangtua kita di telaga Kautsar kelak. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar