Weis, dalem eung. Hal yang saya takutkan? Pertanyaan ini membuat saya kembali berpikir. Takut gelap? Tidak terlalu. Sendiri? Juga tidak. Kecoak dan cicak juga kodok? Mereka hanya membuat saya sebal ketika mereka mengganggu. Lelaki? Ah, mereka hanya membuat saya gugup.
Lalu apa yang saya takutkan?
Semalam, tiba-tiba saya dan mama saya membicarakan tentang saat emak dan engkong meninggal. Mama bilang, mama dulu gak percaya kalau ema udah meninggal. Rasanya ingin nunggu dulu sampai beberapa hari, siapa tahu bangun lagi. Begitu juga ketika engkong meninggal.
Tetiba saya ingat sebuah kisah (tapi saya lupa dari mana), bahwa ketika kita meninggal, kita dapat merasakan apa yang orang lain lakukan kepada raga kita, hanya kita tidak dapat berbuat apa-apa. Ketika kita di simpan dibawah tanah, ketika tubuh kita bersentuhan dengan tanah, ditutup oleh papan yang sempit, dan ketika tanah satu per satu genggam di timbunkan kepada papan yang menutupi jasad kita. Ketika kita merasa sendirian di alam kubur.
Ya Rabb..
Ketika datang malaikat munkar dan nakir, apa yang akan terjadi pada saya? Ketika di padang mashar, semua perbuatan saya, yang baik maupun buruk, atas izin Allah, diperlihatkan kepada seluruh umat manusia. Ketika saya harus membayar dosa-dosa yang pernah saya buat semasa hidup. Na'udzubillah.
source : tabernaclefortoday.files.wordpress.com |
Lantas?
Mungkin ini kecemasan, karena saat saya merasa takut (setidaknya sampai saya menulis kata ini), saya belum pernah mengalami pengalaman berada diantara timbunan tanah itu.
Jadi apa pentingnya memusingkan soal perasaan ini?
Ketika kita menjadi lebih baik dengan perasaan itu, apa itu masalah besar?
Hah. Saya ternyata sudah terlalu jauh dari pertanyaan inti tema ini.
Apa yang saya takutkan?
Hmm.. Saya juga sebenarnya tidak tahu, karena selama ini, ketika saya benar-benar merasakan takut, kemudian hal itu berlalu, maka itu benar-benar seperti tidak pernah terjadi. Dan saya melupakannya. Hahaha. Maaf.
Tapi, apa ini akan terus berlaku di masa depan, atau tidak?
Who knows?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar