Ha!
Seiring bertambahnya usia, semakin banyak yang dipikirkan dan dirasakan. (Ngomong begini, serasa jadi orang tua banget gitu yak..). Yang paling sering muncul di otak akhir-akhir ini adalah "who's my mr. right?", mungkin lenih tepatnya, apa saya ditakdirkan dengan jodoh dunia saya?
Bisa dibilang lagu 'Because of You" nya Kelly Clarckson itu sedikit mirip sama OST kehidupan saya. Ah, ya, selain itu, syukurnya, beberapa kali gagal di tengah jalan saat PDKT, disebabkan oleh perang batin bahwa pacaran itu, sering berkhalwat, berkhalwat itu mendekati zinah, dan mendekati zinah itu dilarang. Sebetulnya saya sedikit gamang setelah sering nonton WGM dan kakak sepupu saya, yang usianya satu tahun setengah diatas saya, beberapa waktu lalu menikah.
"Apa saya mampu bertahan pada idealisme 'nikah via ta'aruf yang syar'i?"
Kalau sudah kepikiran itu, saya tidak jarang ingin segera in action, minta dikenalkan calon yang baik pada pihak-pihak berwajib. Khawatir terjebak oleh syeton-syeton yang gak jarang bikin baper dan galau. Tapi ada hal yang sedikit mengganggu saya. Will marriage makes you happy?
Ya, menikah memang bukan mencari yang sempurna, tapi sama-sama berproses menuju kepada kesempurnaan. Tapi, banyak tapi yang masih belum terbulatkan oleh keyakinan. Saya pernah mendengar bahwa sangat baik seseorang menikah karena khwatir berbuat dosa.
Harusnya jawaban itu sedikitnya membuat saya tidak ragu lagi dalam menjalankan sebuah niat baik.
"So, siapkah kau 'tuk jatuh cinta lagi?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar