Setiap orang punya jalan hidayah yang berbeda-beda. Kalau yang mendapat hidayah dengan cara 'keras', dia akan punya kecenderungan untuk berdakwah dengan cara 'keras'. Yang mendapat hidayah dengan cara 'lembut dan perlahan', akan punya kecenderungan berdakwah dengan cara yang sama.
Saya dapat hidayah dari jalan mana?
Yang tidak saya pahami saat itu, adalah bahwa hidayah tidak datang satu kali, melainkan berkali-kali. Hidayah dan nikmatnya iman itu, harus dijaga dan selalu dicari. Sungguh, manusia adalah tempatnya lupa dan khilaf. Sungguh, perlindungan hanya dari Allah.
Masya Allah, jalan hidayah pada setiap orang memang berbeda-beda. Tapi yang harus selalu kita ingat, bahwa hidayah itu selalu datang berulang kali, bisa dengan cara yang berbeda dari yang kita dapatkan sebelumnya.
Saya berulang kali dapat cerita dari teman yang berbeda-beda, bahwa beberapa orang yang menjadi wasilah beberapa teman saya mendapat hidayah, justru futur di tengah jalan. Itu kerap kali membuat mereka kecewa dan bersedih. Saya juga pernah mengalami hal yang sama. Rasanya, bagi saya itu seperti luka yang sangat perih.
Sekarang, saya bercermin. Saya mungkin juga pernah menjadi wasilah hidayah bagi oranglain, mungkin saja hal itu terjadi. Melihat saya seperti ini sekarang, mungkin saja, menumbuhkan kekecewaan bagi mereka juga. Tapi, haruskah saya hidup untuk ekspetasi dan harapan orang lain?
Hasbunallah..
Cukup Allah saja yang sejatinya menjadi motivasi dan penggerak kita dalam beramal dan menjadi lebih baik. Cukuplah Allah yang menjadi sumber segala kebaikan dan hidayah. Cukuplah kepada Allah, kita berharap dan meminta pertolongan...
sumber gambar disini |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar