Minggu, Juni 12, 2016

if you marry first daughter

Anak pertama, biasanya dianggap lebih dewasa, apalagi anak pertama perempuan. Biasanya tumbuh menjadi perempuan superior yang (terlihat) mandiri, tegas, dewasa, dan kuat. Tapi disamping kesan-kesan tersebut, ada banyak kepribadian atau karakteristik anak pertama perempuan yang memang unik satu sama lain. Hanya saja, kali ini, saya mau bikin tulisan ini karena beberapa hal yang saya resapi dari diri saya sendiri dan melihat teman-teman yang anak pertama perempuan, bahwa kehidupan itu akan begitu terkena dampak besar saat kami menikah (nanti).
1. Ayah, putrimu sudah besar...
Whoever you are, you are always daddy's little princess. Jadi anak pertama perempuan akan menyadarkan ayah mereka secara drastis, bahwa mereka sudah dewasa, saat mereka menikah. Hem.. setidak dekat apapun dengan ayah, ayah akan merasakan hal tersebut. Karena pernikahan anak pertama, otomatis semua hal juga baru pertama kali terjadi. Mungkin ada juga anak perempuan pertama yang 'dilangkahi' adik nya menikah, tapi saya pikir, setiap momen yang senada punya sensasi yang hampir mirip.
Para lelaki yang menikahi anak pertama ini, kalau bisa harus dekat dengan ayah dari istri mereka. Dengarkan pandangan pribadi mertua tentang putri mereka. Bayangkan perasaan dan kekhawatiran mereka, biar lelaki ini bisa sepenuh hati dan penuh tanggung jawab menjaga anak pertama perempuan ini.

2. Superior outside, tapi tetap mengharap sayang manja
Saya pikir, kebanyakan anak perempuan pertama memiliki kesan superior. Senang mengatur, karena sudah terbiasa. Mungkin lelaki yang menikahi anak pertama harus agak maklum kalau anak pertama kadang suka ngatur-ngatur suami, kebiasaan mengatur adik. Anak pertama juga biasanya diandalkan oleh orangtua untuk membantu tugas mereka. Jadi ya, mereka mungkin akan merasa punya kewenangan hampir seperti orangtuanya kepada adik-adiknya. Hal itu yang mengembangkan sikap suka ngatur mereka. 
Plus, mereka terbiasa punya tanggung jawab. Jadi kalau ngasih tugas apapun, kebanyakan akan tetap dikerjakan meski terasa berat. Mereka juga akan lebih idealis karena sudah sering dituntut menjadi ideal agar menjadi contoh bagi adik-adiknya. 
Tapi perempuan tetaplah perempuan. Meski tidak sering berbicara nada manja ala syahrini, tapi ada masa ingin merasakan enaknya aja. Ya, semua orang juga begitu ya...

3. Anak Pertama Egois? Hem....
Bisa jadi. Mereka biasanya dituntut mengalah kepada adik mereka oleh orangtua. Saat bisa egois, kenapa tidak mencoba menikmati keegoisan itu? 
Tapi jangan salah, saat diyakinkan dengan tujuan rasional, setiap orang pasti akan rela untuk lebih berkorban untuk tujuan yang lebih baik. 

Setiap orang pasti unik. Tapi kalau proses dan dasar yang mereka punya sama, akan ada kecenderungan untuk menghasilkan hasil akhir yang sama, begitu pula karakteristik individu. Sebelum memutuskan akan menikahi siapapun, sangat baik mengenal, mengetahui, bersiap diri, dan meluruskan niat. Saya belum menikah sih, tapi dari observasi dan diskusi sama yang sudah menikah, saya sedikitnya dapat ilham untuk menulis ini. Semoga dengan menulis jadi lebih lama diingat ilmunya. Semoga bermanfaat juga bagi yang baca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar