Saya bukan tipe orang yang ceriwis dan ekspresif sehingga mudah mengekspresikan berbagai perasaan dan pemikiran yang sedang saya alami saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk memikirkan kembali apa yang ingin saya katakan dan ingin saya lakukan serta apa yang ingin saya ekspresikan. Sehingga bukan sebuah hal yang aneh jika saya terlihat lebih banyak diam daripada berbicara.
Senyum adalah hal yang selalu saya andalkan ketika harus menanggapi sesuatu. Tidak terlalu karena saya seseorang yang kalem, bijak nan anggun, namun ada beberapa alasan yang menurut saya lebih masuk akal ketika saya ditanya, "mengapa kamu tersenyum?"
1. Saya tertarik
2. Saya merasa ada sesuatu hal yang ganjil
3. Saya bingung harus menanggapi seperti apa
4. Saya belum sepenuhnya mengerti
Terlihat seperti sama semua bukan? Semua emosi saya ekspresikan dengan 1 ekspresi = senyum.
Sering sekali saya menemui kasus dimana saya tidak jadi mengemukakan pendapat saya.
#1
Saya ingin mengemukakan pendapat di kelompok tugas. Namun saya rasa pendapat orang lain sudah cukup. (Entah cukup mewakili, entah cukup takut ketika sadar akan cukup menyakitkan jika pendapat saya ditolak
)
#2
Saya harus membagi tugas, karena saya diamanahi sebagai ketua. Namun akhirnya saya yang mengerjakan semuanya sendirian, karena merasa teman-teman pasti tidak mau mengerjakan tugas ini. (Sambil senyum :))
#3
Saya ingin berkenalan dengan seseorang yang baru. Namun, karena sepertinya orang itu tidak akan menyambut salam perkenalan saya dengan hangat, akhirnya saya memilih untuk membiarkan waktu yang saling memperkenalkan kita. (Tape deeh..)
#4
Saya ingin minta tolong karena merasa kesulitan, namun hanya mengatakan rincian tugas saya tanpa memaparkan kendala dan meminta bantuan, berharap orang tersebut menawarkan bantuan. Tapi ternyata orang tersebut ternyata memang tidak "ngeh" maksud saya, sehingga dia tidak menawarkan bantuan. Dan saya di tegur oleh seorang kakak..
"Eh.. kalo ngomong sama xxx tuh harus jelas.. Jangan cuma kasih isyarat.. Mana ngerti... Bilang aja!"
Kyaaa...
Just Talking...
PAdahal profesi saya menuntut saya menjadi seseorang yang piawai dalam bercakap serta menyusun diksi yang baik dan benar sehingga nyaman di telinga orang lain.
Sebetulnya saya tidak selalu demikian....
Alhamdulillah yaa...
Berkat terapi organisasi, saya gak terlalu parah seperti itu sekarang. Saya mulai berani menampakan diri dengan bebuyian dari mulut saya. Namun, namanya juga manusia.. MAsih harus banyaaaak belajar.....
Just talking
Sometimes people getting closer to you when you are telling what you fell...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar