Kamis, September 15, 2011

Sunyi

Angin adalah kawanku. Desirnya temani sepi hariku, hembusannya segarkan daku.


Seperti biasa, aku menyusuri pematang sawah yang biasa aku lewati ketika pulang sekolah. Angin yang berhembus mengobati sedikit hangat berlebih yang diberikan mentari. Hijau dedaunan menyejukan pandangan dalam panoramanya. Padi yang mulai menguning cukup menemaniku menari dalam buaian angin. Tak pernah bosan aku melewati jalan ini.


~ ~ ~
Dia tersendat.. Menubruk benteng tanppa merobohkannya.. Namun terpental, tak bisa melalalui...


Angin yang menjadi musik dalam tarianku mulai melemaskan hembusan-hembusan sejuknya. Pondasi pabrik yang telah dibangun 2 bulan lalu kini mulai meninggi. Kokoh dan keras. Hembusan angin tak selalu temaniku menari bersama padi lagi. Hanya balutan harmoni desir angin yang berhembus dengan sedikit melody yang berbeda, tanpa gesekan padi matang. Namun aku masih menikmati desir-desir ini, meski tak semerdu desir 5 bulan yang lalu.. Ketika ini semua belum dimulai...


~ ~ ~
Semu telah berubah menjadi semen. Tembok-tembok ini telah tumbuh semakin tinggi melebihi rumahku, bahkan pertumbuhannya lebih cepat daripada padi hingga siap panen. Bawah, kanan, kiriku terasa dingin. Tembok-tembok itu tak sehanyat mentari, tak seramah batang padi.
Angin tetap berhembus, mengikuti arah kemana jalan ini menuju. Dengan pantulan-pantulan kedinginan dalam tembok. Tetap berhembus dalam harmoni dan nada yang berbeda...


Dia tetap bermain.. Dalam harmoni yang berbeda... Dalam desir yang tak sama.. Namun tetap dia.. dengan caranya sendiri.. tetap menemani tarian sunyi....

2 komentar:

  1. angin adalah kawanmu.. bolehkah aku menjadi kawanmu juga?

    BalasHapus
  2. kawanku adalah angin...
    kau adalah saudaraku brader ;)

    BalasHapus