Lah? Kok gambar Brad Pitt?! Haha gak papa deh. Image nya pas. :p |
polar bear's bumbling | cerita yang penting sampai gak penting tentang khayalan, puisi, foto, bisnis, psikologi, kehidupan . . . . | apapun |Cinta selalu jadi bagian menarik dari setiap cerita -Ibunya Stephanie Mayer
Rabu, Desember 18, 2013
Kak Dafa
obat buat 'traveler mentok'
Minggu, Desember 08, 2013
Dunia dan Ujung Jari
Puji syukur kepada Allah yang telah memberi saya nikmat yang luar biasa.
Gak tau kenapa akhir-akhir ini saya senang bikin tulisan dengan judul '... dan ...'. Atau satu ungkapan yang diksinya menurut saya unik.
Subhanallah. Satu jam lalu ujung jari telunjuk saya (direct finger), terjepit pintu mobil dan sakitnya cukup membuat saya nangis. Padahal saya dan Bapak akan ke Jatinangor. Jadilah perjalanan Jatinangor dan Majalaya ini saya hias dengan segukan dan rintihan.
Meski begitu, Bapak tetap kasih saya kuliah bisnis. Kali ini tentang administrasi dan akuntansi.
Meskipun saya dulu benci pelajaran ekonomi dan teori-teorinya, saya kini mulai belajar untuk menyukainya, karena dunia yang saya pilih. Apalagi kemasannya yang menarik.
Beberapa kali saya ikut kelas bisnis, (dari Tante, Bapak, pelatihan, film dan teman saya), sungguh, teori dan real step yang mereka ajarkan begitu subjektif menurut saya. Mungkin seperti psikolog, personal theory is very helping. Tapi itu juga bisa terbentuk melalui 3 tahap, pengalaman, referensi dari ahli lain, dan pengujian teori yang baru kita bentuk.
Bisnis memang sexi. Aku menyukainya, meski aku jatuh cinta pada sosiopreneur terutama children well being, but bussiness is flowing with my blood on my vein.
Bismillah.
Senang sekali menulis mimpi-mimpi seperti ini. :)
Tol, dalam mobil travel arnes
Masih dengan telunjuk yang sakit
8/12/13 14.22
matic motor cross
Jumat malam itu hujan deras, sehingga Sabtu pagi jalanan cukup banjir dan becek. Padahal jalan aspal perkampungan yang menuju Sayang, Paseh saja sudah cukup bikin 'olahraga' ketika kemarin mau ke kebun bersama Ibu dan Adik, saya masih cukup sok berani lewati lapangan tanah merah yang lengket itu dengan motor matic mio.
Ya, kemarin pagi sekali, Ibu sudah mengajak saya untuk ke pasar, atm dan kebun. Jadi, sepulang dari pasar, kami langsung pergi ke kebun karena ingin mengecek kayu-kayu yang dibutuhkan. Tapi kami kesana menggunakan motor matic. Kami menyebutnya soul.
Jalanan aspal basah. Tapi tak menyulitkan. Tapi di muka lapangan tanah merah, kami memulai dengan eksotis.
Soul, 'tibelesek', sampai melemparkan Ibu dan Adik dari boncengan. Saya sendiri tertindih motor.
Butuh beberapa saat sampai aku menyadari bahwa kami jatuh. Saya langsung memberdikirikan motor setelah mencium bau bensin yang menyengat. Takut tumpah. Dan saya baru membantu Ibu dan Adik berdiri setelahnya :(
Alasan ngelesnya takut karena bensin tumpah, motor meledak. :p (emang bisa?)
Akhirnya Ibu dan Adik memutuskan untuk berjalan melewati lapang, dan aku membawa motornya. Selama mengendarai motor di tengah lapang tanah merah itu, saya serasa jadi mixer (alat untuk buat bolu). Ban belakang berputar dengan arah tak tentu. Jadi saya mengendalikan motor dengan perasaan sedikit lebih sulit, meskipun pada akhirnya kami berhasil melewati lapangan. Yeaay! Alhamdulillah.
Kami beristirahat di warung Bu Haji sebentar. Bu Haji menyambut kami dengan kaget.
"Eleuh.. Si Eneng.. Padahal hujan mah tong ka lapang. Jalan gang mantri atuh...", Bu Haji memberi saran.
Iya ya... Kenapa ga lewat sana?
Zzzz -_-
Kamis, Desember 05, 2013
intan dan gerimis sore
Namanya intan. Seorang senior angkatan 2007 di jurusanku. Yang paling aku ingat tentangnya adalah traveler, jilbaber, sosial worker, sastrawati, dan catatan tentang ayah.
Ya, yang selalu aku ingat tentang teteh ku yang satu itu adalah tentang gambaran kecintaannya pada ayahnya. Aku iri dengan kecintaan teh intan yang tergambar sangat mencintai ayahnya dari tulisan-tulisan tentang ayah yang dibuatnya. Karena aku sendiri kadang sering merasa sebal kepada ayah. (Dan saat merefleksikan kalimat yang aku tulis barusan, aku menyadari bahwa aku juga mencintai ayahku dengan cara dan standar yang unik. Aku tidak iri lagi tentang ayah sekarang.)
Ah teh intan. Keren. Itu satu kata yang ingin aku sampaikan kepadanya.
Aku menulis ini, agar aku mengingat pertemuan hari ini dengannya dan intisari-intisari dari obrolan kita hari ini.
*Menulis terus, dan publikasikan. Jangan tunggu sampai kita merasa tulisan kita layak. Karena kita gak tau rezeki kita bagaimana dan kapan.
*Tentang langkah-langkah social project, yang hampir saja aku menyerah. Untung teh intan memberikan langkah-langkah dan gambaran yang cukup jelas dalam bayanganku. Bismillah, semoga sukses!
*Tentang persahabatan. Ah, individu memang selalu jadi misteri. Biar itu tetap jadi misteri. And keep smile. :)
Terimakasih teh intan :)
Kereta patas, petang, 18.52
Langit sudah gelap